Tanah merupakan
bagian dari permukaan bumi. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu
kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi sehingga bagi manusia dan makhluk
lainnya peran tanah sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, tanah diartikan
sebagai wilayah darat dimana di permukaannya dapat digunakan untuk keperluan
berbagai usaha seperti pertanian, mendirikan bangunan, peternakan, perkebunan,
dan lain-lain. Tanah memiliki berbagai macam arti dan dapat dipergunakan untuk
berbagai tujuan.
Tanah
terdapat dimana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda.
Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna
karena menutupi barang tambang yang dicarinya. Semua bahan yang digali kecuali batu-batunya dinamakan tanah.
Demikian pula seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi
yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi
kuat.
Kemudian
apabila kita menggali lubang pada tanah, jika diperhatikan dengan teliti pada
masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang
mempunyai sifat yang berbeda-beda (lihat gambar di atas). Di suatu tempat
ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan liat, lempung, atau
debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat,
tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian
tengah berwarna merah dari lapisan atasnya yang berwarna kehitam-hitaman. Lapisan-lapisan
tersebut menurut Hardjowigeno (2015: 12 – 13) terbentuk karena dua hal, yaitu:
- Pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Apabila air genangan tersebut masih mengalir dengan kecepatan tinggi maka hanya butir-butir kasar seperti pasir dan kerikil yang dapat diendapkan. Bila air yang menggenang tidak mengalir lagi maka butir-butir yang halus seperti liat atau debu mulai dapat diendapkan. Tanah yang seperti ini umumnya ditemuakn di sekitar sungai di daerah-daerah dataran banjir.
- Karena proses pembentukan tanah yang dimulai dari proses pelapukan batuan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah.
Proses
pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang
disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah yang menunjukan susunan horizon
tanah disebut profil tanah (lihat gambar). Ada enam horizon utama yang menyusun
profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horizon O, A, E, B, C, dan
R. Sedang horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A, E, dan B.
Proses-proses
itulah yang kemudian menjadikan tanah di setiap tempat memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menimbulkan
persebaran jenis tanah di muka bumi berbeda-beda,
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi pembentukan tanahnya. Tanah dapat terbentuk apabila tersedia bahan
induk. Perbedaan jenis batuan di satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat
menentukan perbedaan jenis tanah pada wilayah tersebut. Selain itu, karakteristik iklim,
topografi, organisme dan manusia antar wilayah pasti memiliki perbedaan pula.
Sehingga jenis tanah yang terdapat di wilayah satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan.
Tanah
di permukaan bumi juga memiliki beberapa sifat, yaitu sifat fisik, sifat kimia,
dan sifat biologi. Sifat fisik merupakan sifat morfologi tanah, yaitu
sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapangan, seperti warna
tanah, tekstur, struktur, konsistensi, pri-pori tanah, bulk density dan lain macam sebagainya. Sedangkan faktor kimia
berkaitan dengan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor seperti sinar matahari, suhu, udara, air, dan unsur hara di dalam tanah
(N, P, K, dan lain-lain). Sehingga tanah merupakan perantara penyediaan
faktor-faktor tersebut kecuali sinar matahari. Lalu demikian, sifat biologi
berkaitan dengan berbagai jenis organisme yang hidup di dalam tanah baik yang
berukuran mikro maupun makro. Hal ini penting adanya, karena jika
organisme-organisme tersebut mati bersamaan dengan kotoran dan bahan organik yang
dihancurkan maka akan menjadi humus (Sarwono
Hardjowigeno, 1987 halaman 37, 59 dan 151).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar